Ayu Merpati, Khinanti and diah pratiwi, neli (2024) STUDI PENGGUNAAN DIURETIK PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN KOMORBID DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG PERIODE 2017-2022. S1 thesis, Universitas Ngudi Waluyo.
Text
NASKAH PUBLIKASI REVISI - khinanti ayu merpati.docx Restricted to Registered users only Download (621kB) |
|
Text
pengesahan artikel - khinanti ayu merpati.pdf Download (534kB) |
|
Text
LAMPIRAN DEPAN - khinanti ayu merpati.pdf Download (656kB) |
|
Text
ABSTRACT - khinanti ayu merpati.pdf Download (221kB) |
|
Text
BAB 1 - khinanti ayu merpati.pdf Download (225kB) |
|
Text
BAB 3 - khinanti ayu merpati.pdf Download (178kB) |
|
Text
BAB V - khinanti ayu merpati.pdf Download (164kB) |
|
Text
SKRIPSI FINALL_ KHINANTI AYU_051201082 - khinanti ayu merpati.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text
LEMBAR KONSUL - khinanti ayu merpati.pdf Download (1MB) |
|
Text
SKRIPSI FINALLL_ KHINANTI AYU_051201082 - khinanti ayu merpati.docx Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Gagal ginjal kronis (GGK) adalah sindrom klinis sekunder akibat perubahan fungsi yang definitif dan atau struktur ginjal dan ditandai oleh ireversibilitas dan evolusi yang lambat dan progresif dengan penurunan fungsi Glomerulus Filtration Rate (GFR) 30mg/g. Ketika GFR turun ke tingkat rendah, ginjal tidak mampu mengeluarkan garam dan air dengan baik. Oleh karena itu, retensi cairan ekstraseluler sering terjadi dan bermanifestasi sebagai edema paru perifer atau asites. Terapi diuretik umumnya digunakan pada gagal ginjal kronik untuk mengontrol ekspansi cairan ekstraseluler dan juga memiliki efek antihipertensi. Metode : Penelitian ini merupakan non-ekspresimental dengan rancangan deskriptif retrospektif terhadap rekam medis pasien gagal ginjal kronik di instalasi rawat inap RS Roemani Muhammadiyah Semarang periode 2017-2022. Hasil : Dari 40 subjek penelitian perempuan (57,5%) dan laki-laki (42,5%) dengan rentang usia terbanyak yaitu antara 61-70th, dan yang termasuk ke dalam GGK stage 5 yaitu sebanyak 31 pasien sisanya tidak spesifik. Didapatkan sebanyak 38 pasien menggunakan monoterapi furosemid dan sisanya kombinasi (furosemid+spironolakton) Kesimpulan : Terapi diuretik terbanyak di RS Roemani Muhammadiyah Semarang adalah monoterapi furosemid sebesar 95%, diikuti terapi kombinasi furosemid dan spironolakton sebesar 5%. Karena efektivitasnya dan keamanannya penggunaan terapi kombinasi (furosemid + spironolakton) pada gagal ginjal kronik paling efektif dibandingkan penggunaan monoterapi furosemid.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Keywords: | gagal ginjal kronik, diuretik, furosemid,Khinanti Ayu Merpati 051201082 |
Subjects: | R Medicine > RS Pharmacy and materia medica |
Divisions: | Fakultas UNW > S1 Farmasi |
User Id: | UPT Perpustakaan UNW 2 |
Date Deposited: | 19 Mar 2024 03:26 |
Last Modified: | 19 Mar 2024 03:26 |
URI: | http://repository2.unw.ac.id/id/eprint/3992 |
Actions (login required)
View Item |